Memprediksi Nasib Partai Islam pada Pemilu 2024

photo author
- Sabtu, 29 Juli 2023 | 15:12 WIB
Jangan sampai aspirasi umat Islam tidak tersalurkan di tengah merosotnya kepercayaan terhadap partai-partai Islam.
Jangan sampai aspirasi umat Islam tidak tersalurkan di tengah merosotnya kepercayaan terhadap partai-partai Islam.

Meskipun menyandang identitas Islam, beberapa partai tersebut tidak memiliki ideologi yang jelas. Apa visi, missi, dan program yang akan diperjuangkan, yang membedakan partai-partai Islam ini dari partai lain. Tentunya ideologi itu harus digali dari nlai-nilai universal ajaran Islam untuk kemudian diimplementasikan bagi kemaslahatan umat dan bangsa.

Baca Juga: Polsek Kepulauan Seribu Selatan Memastikan Kedatangan Kapal Penumpang di Pulau Untung Jawa Berlangsung Aman

Dalam bidang ekonomi, apa yang harus diperjuangkan? Begitu pula di bidang hukum, pendidikan, kesehaan dan berbagai bidang kesejahteraan lainnya.

Yang terjadi malah sebaliknya, partai yang seharusnya berjuang untuk kebaikan dan kemajuam masyarakat, justru  hanya sebagai  alat bargaining untuk tujuan-tujuan pragmatis jangka pendek. Yang diperjuangkan hanya kepentingan elite pimpinannya demi mendapatkan keuntungan, baik berupa harta atau materi maupun berupa tahta atau jabatan.

Kendala lain yang menjadi kelemahan partai-partai Islam yaitu terbatasnya pendanaan. Hampir semua partai Islam tidak mempunyai sumber pendanan yang kuat. Umumnya hanya mengandalkan sumbangan anggota atau simpatisan yang juga terbatas. Di tengah rendahnya loyalitas, karena visi dan missi yang tidak jelas, tentu sulit untuk menggalang  dana dalam juhlah besar.

Baca Juga: Anggota DPR RI Hj. Nurhayati dan BKKBN Jabar Sosialisasikan Cegah Prevalensi Stunting di Parungponten Tasik

Sebetulnya, partai-partai Islam sangat diuntungkan oleh semagnat ke-Islaman yang menjadi identitasnya. Bahwa berpolitik melalui partai merupakkan salah satu ibadah dalam jalur dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Karenanya, menyisihkan sebagian dana untuk  kegiatan partai merupakan shadaqoh di jalan Allah. Kalau semangat shadaqoh itu bisa dibangkitkan, maka masalah dana bukan lagi menjadi hambatan.

Mencermati kondisi perpolitikan sekarang ini, sebetulnya kekecewaan itu tidak hanya terjadi pada partai-partai Islam. Dimana kekecewaan itu, terutama terhadap partai-partai pendukung pemerintah, sangat dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Dengan kata lain, ketidakpuasan kepada pemerintah juga dilampiaskan kepada partai pengusung atau pendukungnya.

Beberapa sumber kekecewaan yang cukup menonjol terutama terkait dengan melonjaknya hutang luar negeri, maraknya korupsi, ketidak harmonisan pemerintah dengan ulama,  pembangunan infrastruktur yang kurang menyentuh rakyat kecil, dominasi ekonomi asing, dll.

Baca Juga: PT KAI Daop 1 Jakarta Salurkan Bantuan CSR untuk Pengembangan Sarana Ibadah dan Pendidikan Masyarakat Sekitar

Namun kekecewaan itu relatif bisa diredam karena adanya figure kepemimpinan yang kuat dan kharismatik. Hal itu juga tercermin pada ketegasan pimpinannya dalam menindak setiap pelanggaran yang terjadi di kalangan kader-kadernya.

Selain itu, pamor partai-partai nasionalis ini juga dipengaruhi oleh figure calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung pada setiap Pilpres. Partai yang mempunyai pasangan Capres dan Cawapres yang kuat akan sangat berpengaruh pada perolehan suaranya pada pemilu legislatif.

Nah, bagaimana menghadapi Pemilu 2024? Ibarat kata pepatah, tak ada rotan akar pun jadi. Pribahasa itu bisa sebagai ibarat untuk menggambarkan Pemilu 2024. Di tengah titik jenuh dan kekecewaan masyarakat terhadap partai-partai yang ada, terutama partai Islam, dan juga ketidak puasan sebagian masyarakat terhadap kinerja pemerintah, mereka dihadapkan pada partai yang itu-itu saja. Masayarakat tidak mempunyai banyak pilihan. Mereka seolah dipaksa untuk terperosok ke dalam jurang yang sama untuk kesekian kalinya.

Baca Juga: Kepengurusan Dewan Kesenian Jakarta Periode 2023-2026 Resmi Terbentuk

Mungkin bagi sebagian masyarakat yang apatis akan memutuskan untuk tidak memilih alias golongan putih (golput), mesti tindakan tergolong “selemah-lemahnya iman”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Asri Al Jufri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X