Kedua, “fathara” yang berarti menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Atau bisa juga menciptakan untuk pertama kali, misalnya langit dan bumi diciptakan dari tidak ada atau untuk pertama kali. Misalnya, “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi.” (QS. Fathir/35: 1).
Ketiga, “ja’ala” artinya menciptakan sesuatu dari yang sudah ada menjadi sesuatu dalam bentuk lain. Contoh paling jelas adalah firman Allah, “Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS. Yasin/36: 80).
Dalam hal ini Allah menjadikan api (bentuk lain) dari kayu yang hijau (yang sudah ada).
Ayat ini memberi informasi bahwa dari empat anasir (elemen), yakni tanah, air, angin, dan api, Allah memilih tanah sebagai bahan dasar manusia. Setelah itu manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Allah tegaskan, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. al-Tin/95: 4).***
Penulis: Dai Lembaga Dakwah Darul Akhyar (LDDA) Kota Depok.