artikel

Budaya Menanam, Pendidikan, dan Kelestarian Lingkungan: Sebuah Pemikiran

Senin, 8 Desember 2025 | 16:05 WIB

Namun, penghijauan skala besar bukan tanpa konsekuensi. Sejumlah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perubahan tutupan vegetasi di Tiongkok sejak 2001 hingga 2020 berdampak pada siklus air nasional. Ada wilayah yang mengalami berkurangnya pasokan air, sementara wilayah lain seperti Dataran Tinggi Tibet justru mendapatkan tambahan air.

Hal ini terutama terjadi di kawasan semiarid serta wilayah timur yang dipengaruhi monsun. Sekitar 74 persen daratan Tiongkok mengalami perubahan pola air akibat penghijauan tersebut. Dampak ekologisnya bersifat campuran: ada yang positif, tetapi ada pula tantangan baru. Dengan demikian, upaya penghijauan harus direncanakan dengan matang.

Meski begitu, inisiatif ini tetap menunjukkan bahwa menanam pohon dalam skala besar bisa memengaruhi ekosistem secara nyata mengingatkan kita bahwa alam bekerja dalam sistem yang saling terhubung.

Pelajaran bagi Indonesia: Pentingnya Budaya Menanam dan Pendidikan Hidup

Indonesia adalah negara dengan kekayaan hayati yang luar biasa. Namun, kerusakan lingkungan akibat penebangan liar, pertambangan tak terkendali, dan alih fungsi lahan terus terjadi. Kita melihat banjir bandang, longsor, hingga kekeringan bergantian hadir di banyak wilayah.

Di tengah situasi ini, budaya menanam baik skala rumah tangga, sekolah, maupun komunitas dapat menjadi langkah penting. Menanam pohon besar memang penting, tetapi menanam tanaman pekarangan, sayuran, rempah, dan buah-buahan juga tidak kalah berarti.

Jika pendidikan menanam diintegrasikan dalam sistem pendidikan nasional seperti di Tiongkok, anak-anak akan tumbuh dengan kesadaran lingkungan lebih kuat. Mereka belajar bahwa merawat tanaman sama dengan merawat kehidupan.

Di tingkat keluarga, budaya menanam bisa membantu ketahanan pangan, mengurangi pengeluaran sayur rumah tangga, serta memperkuat interaksi antaranggota keluarga. Di tingkat masyarakat, budaya menanam dapat menciptakan ruang hijau, memperbaiki kualitas udara, dan mengurangi dampak banjir.

Mengapa Pendidikan Hidup dan Berkebun Penting?

Ada banyak manfaat nyata dari pendidikan berkebun sejak dini:

1. Membangun Tanggung Jawab dan Kemandirian
Anak belajar bahwa merawat tanaman adalah proses yang membutuhkan komitmen. Mereka memahami hubungan sebab-akibat dan belajar merawat sesuatu di luar diri mereka.

2. Mengurangi Ketergantungan pada Gadget
Aktivitas menanam mengurangi waktu berselancar di layar gawai dan meningkatkan aktivitas fisik, kreativitas, dan ketenangan.

3. Mengembangkan Pendidikan Holistik
Berkebun mengajarkan sains secara alami: fotosintesis, pertumbuhan, air, tanah, dan ekosistem tanpa harus selalu berada di ruang kelas.

4. Membangun Kesadaran Lingkungan
Anak yang dekat dengan alam akan lebih berhati-hati dalam bertindak terhadap lingkungan saat dewasa.

5. Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga
Menanam dapat menghasilkan sayuran segar dan menghemat biaya rumah tangga.

Halaman:

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB