Oleh : Sopian Muhammad*
Memiliki kemampuan teknis dan konseptual dalam kepemimpinan merupakan tanggung-jawab profesional.
Berlandaskan profesionalisme, seorang pemimpin dapat memberikan contoh-contoh teknis dan strategis dalam praktik-praktik kepemimpinannya.
Perihal tanggung jawab secara profesional ini, Muhammad Saw bersabda, “Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya” (HR. Bukhari).
Untuk meraih predikat profesional memang membutuhkan proses dan waktu.
Akan tetapi, kesungguhan dalam berusaha yang disertai dengan menunjukan standar kerja yang tinggi sudah bisa dikatakan sebagai upaya profesional tanpa harus menjadi ahli terlebih dahulu.
Oxpord Learner’s Dictionary (1995 : 329) menyebutkan, profesional (professional) adalah “having or showing a high standard or work.”
Bagi pemimpin teladan, memiliki tanggung-jawab profesional tidaklah cukup. Dirinya mengharuskan bisa menunjukan tanggung-jawab secara moral.
Baca Juga: Kocaknya Sooyoung SNSD Meledek Yoona Saat Terima Penghargaan di MBC Drama Awards 2022
Suatu tanggung jawab yang lebih besar dan mulia – karena berkorelasi langsung dengan akhlak dan keteladanan.
Baik tanggung jawab terhadap sesama manusia, terlebih-lebih tanggung jawab terhadap Tuhan.
Oleh karena itu, terhadap para pengikutnya, Muhammad Saw pun mengingatkan; “Janganlah kalian mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, akan diminta pertanggung-jawaban.” (QS. 17 : 36).
Muhammad Saw sendiri telah memperlihatkan kedua tanggung jawab itu secara mengesankan.
Ketika sang pemimpin agung ini “mencontohkan caranya”, beliau memadukan kehebatan praktik kepemimpinan yang mengintegralkan tanggung-jawab profesional dengan tanggung jawab moral.