Pertama, sistem pendidikan nasional itu kaku dan sentralistik. Misalnya, pola uniformitas di sekolah dalam pembuatan kurikulum yang tidak dipahami sebagai sesuatu yang harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing penyelenggara pendidikan.
Kedua, sistem pendidikan nasional tidak pernah mempertimbangkan kenyataan yang ada di masyarakat. Di sini masyarakat hanya dianggap sebagai obyek saja. Masyarakat tidak pernah diperlakukan atau diposisikan sebagai subyek dalam pendidikan.
Ketiga, sistem birokrasi yang kaku yang dijadikan sebagai alat kekuasaan atau alat politik penguasa.***
)* Penulis buku : 9 Langkah menjadi Juara