Edisi.co.id - Gagasan childfree ini adalah pemikiran yang menyalahi fitrah dalam kehidupan rumah tangga. Ide yang muncul kembali saat ini sebenarnya bukan hal baru, karena sudah ada sejak zaman jahiliyah dulu.
Demikian dikatakan Ustadz Adi Hidayat seperti dilansir VIVA dari akun TikTok @myinspiration pada Sabtu, 2 Februari 2023.
Al Quran menegaskan bahwa, “Jangan kalian sampai mengeksekusi anak-anak kalian, karena takut kemiskinan, takut tidak mendapat rezeki.”
“Jadi jangan khawatir dengan keturunan. Boleh jadi rezeki orang tua itu justru dititipkan kepada anaknya. Begitu juga, anak penghapal Al Quran, bisa memberikan hadiah untuk orang tuanya,” ungkap Ustadz Adi Hidayat,
Dari sisi hukum positif, memang seseorang yang memilih tidak memiliki anak itu tidak bisa dituntut atau disalahkan dalam Undang-Undang. Sebab, ini adalah sebuah pemikiran, pilihan, dan hak yang tidak melanggar hukum positif atau tidak kriminal.
Baca Juga: CHILDFREE DI BARAT, JEPANG DAN INDONESIA, MAU TAHU ?
PANDANGAN ISLAM
Menurut dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK, seperti dikutip dari muslim.or.id (19 September 2021), sebelum pasangan suami istri memutuskan untuk melakukan “Childfree” atau tidak punya anak dalam pernikahan, renungkan lebih dulu kalimat ini, “Kita tidak ada di dunia, jika orang tua kita memutuskan childfree.”
Apabila kita berbicara masalah hak asasi dan hak memilih, memang benar, setiap orang berhak untuk memutuskan tidak punya anak, baik untuk sementara maupun selamanya dengan alasan apapun. Karena hidup itu adalah pilihan.
Dikatakan, dr. Raehanul Bahraen, konsep childfree tidak sesuai dengan ajaran Islam, ini alasannya: Pertama, mempunyai anak adalah fitrah manusia dan kebahagiaan orang tua adalah memiliki anak. Betapa banyak pasangan mandul yang sampai saat ini berusaha memiliki anak.
Mereka bahkan rela mengorbankan apa saja untuk berobat agar memiliki anak. Pasangan yang mandul ini tentu saja sedih hidup mereka belum dikarunai anak. Anak-anak adalah permata hati dan kebahagiaan bagi mereka yang masih berada dalah fitrah.
Allah Swt berfirman, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14)
Para Nabi ada yang belum dikaruniai anak sampai mereka berumur tua. seperti Nabi Ibrahim dan Zakaria as. Mereka tentu sedih jika tidak mempunyai anak dan yang meneruskan generasi dan gen mereka di muka bumi. Mereka pun berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak, lalu Allah kabulkan doa mereka.
Perhatikan doa Nabi Zakaria as, “Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia menyeru Tuhannya, “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan do’anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung.” (QS. Al-Anbiya’: 89-90)