Edisi.co.id - Untuk mengejar raja Pajajaran terakhir yaitu Nuhiya Mulya, yang lebih terkenal dengan nama Surya kencana tidak mungkin melalui jalan darat.
Karena itu pasukan Banten kembali lagi ke Jayakarta. Dari Jayakarta dengan mempergunakan kapal kembali ke Banten.
Penyerangan ke Pulosari dilaksanakan dari Serang. Pulosari pun ketika di Serang oleh Maulana Yusuf rupanya telah ditinggalkan oleh prabu Suryakencana (di Banten lebih terkenal dengan sebutan pucuk umum).
Pengunduran diri Suryakencana sangat tergesa-gesa karena watugilang yaitu batu yang mengkilap sebagai tempat raja-raja Pajajaran yang baru dilantik ditinggalkan oleh Maulana Yusuf, Watugilang dibawa ke Serang.
Baca Juga: Jejak Langkah Islam Di Depok: Pasukan
Dengan tidak adanya Watugilang ini Pajajaran tidak bisa mengangkat raja baru. Dengan demikian habislah riwayat kerajaan Pajajaran (1579).
Ke mana larinya prabu Suryakencana dan di mana kuburannya tidak jelas. Sama seperti kuburan Prabu Siliwangi sampai sekarang tidak ada yang mengetahuinya.
Setelah Pakuan dikuasai oleh Banten, Maulana Yusuf tidak menempatkan pemerintahan seperti halnya di Jayakarta.
Di bekas pusat kerajaan Pajajaran yaitu Bogor tentunya termasuk Depok merupakan daerah tak bertuan kurang lebih selama 100 tahun.
Dengan tidak adanya pemerintahan yang bercorak Islam, perkembangan agama Islam di Depok dan Bogor jadi terhambat karena tidak ada pemuka-pemuka Islam yang mengajarkan ilmu agama.
Begitu pula tidak ada bangunan-bangunan monumental yang menandakan bahwa Islam telah masuk di Depok dan Bogor sejak tahun 1529-1530.
Baca Juga: Jejak Langkah Islam Di Depok: Baru Membaca Syahadat Saja
Walaupun ilmu keislaman yang dimiliki kaum muslimin di Bogor dan Depok pada waktu itu masih rendah tetapi tingkat keimanan mereka sangat tinggi.
Penting untuk dicatat, kendati prabu Siliwangi sudah lama tiada dan kerajaan Pajajaran sudah lama lenyap tetapi dalam hati orang Sunda masih tetap hidup bahkan ada yang punya keyakinan Pajajaran akan timbul lagi. Inilah bentuk kecintaan orang Sunda kepada leluhurnya.
Karena itu penulis selalu menyebutkan prabu Siliwangi dan Pajajaran, kedua nama yang sangat terkenal di Jawa barat walaupun nama ini bukan nama yang resmi dalam sejarah nama ini merupakan gelar dari masyarakat.
Artikel Terkait
Jejak Langkah Islam Di Depok: Peperangan Cirebon Dan Demak
Jejak Langkah Islam Di Depok: Penduduk Depok Masuk Islam Meski Baru Membaca Syahadat Saja
Jejak Langkah Islam Di Depok: Pajajaran Keluarkan Senjata Pamungkasnya