Edisi.co.id-Sejak tim sepakbola Maroko lolos ke perempat Piala Dunia 2022 Qatar, saya jadi kepo tentang siapa gerangan bangsa Maroko.
Saya ingin mengenal lebih jauh tentang negara itu, perihal sejarahnya, geografinya, peradabannya, destinasi wisatanya, pokoknya tentang apa saja.
Yang saya tahu tentang Maroko, Ustadz Abdul Somad pernah studi untuk Program S2 nya di sana. Satu hal lagi yang saya tahu, di Jakarta, ada nama jalan Casablanca, yang diambil dari salahsatu kota terbesar di Maroko. Itu saja. Yang lainnya masih blank.
Bicara Maroko, tepatnya di Tangier, ternyata tempat kelahirannya Ibnu Batuta, seorang penjelajah Muslim dunia yang terkenal itu. Ibnu Batuta lahir pada 24 Februari 1304 dan wafat pada 1368.
Ia meninggalkan Tangier pada 1325 saat usianya 21 tahun untuk pergi haji dan kembali ke Fes, Maroko pada 1354.
Karya mahsyur Ibnu Batuta, yang berjudul “Rihla”, berisi catatan perjalanannya saat pergi ke India. Melalui jalur laut, ia menceritakan pula perjalanannya ke Cina, Jawa, dan Maladewa. Oh wow, amazing. Baru tahu saya.
Di Maroko pula, tempat Tariq bin Ziyad, Sang Penakluk Andalusia (Spanyol) berasal. Sejarawan menyebut, beliau adalah keturunan bangsa Berber dari Afrika Utara.
Bagi pasukan Tariq bin Zayid, Maroko dianggap wilayah yang sangat strategis, apalagi dengan tujuan memperluas Islam ke wilayah Eropa.
Maroko kerap dijuluki sebagai Negeri Maghribi, sebab letaknya yang berada di ujung barat laut Benua Afrika.
Banyak tulisan yang mengulas peran Baghdad, Spanyol, dan Sisilia dalam kebangkitan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Namun, Maroko sering luput untuk diikutsertakan.
Padahal, Maroko juga punya andil besar dalam mengamankan jalur antara Timur dan Barat bagi para pengelana Muslim yang melintasi Laut Mediterania.
Maroko juga berperan dalam transmisi pengetahuan pembuatan kertas dari Cina ke Eropa.
Nah, Fes adalah kota yang dihormati karena keunikan dan keindahannya di Maroko. Kota ini terkenal dengan Masjid Universitas Qarawiyyin yang menjadi pusat intelektual.
Al-Qarawiyyin memberi pengaruh besar pada perkembangan ilmu di Mediterania dan Eropa. Ulama yang belajar dan mengajar di sana antara lain Ibnu Khaldun, Ibnu al-Khatib, al- Bitruji, Ibnu Harazim, Ibnu Maymoun, dan Ibnu Wazzan.
Kemudian, Fes menjadi kota pertemuan berbagai etnis, baik Arab, Berber, Yahudi, dan Spanyol. Fes merupakan kota penting dalam budaya ilmu pengetahuan Islam.