2. Infeksi gigi
Infeksi gigi, juga dikenal sebagai abses gigi, adalah infeksi bakteri yang mempengaruhi gigi dan jaringan di sekitarnya. Ini bisa disebabkan oleh kerusakan gigi, penyakit gusi, atau cedera pada gigi.
Gejala yang paling umum dari infeksi gigi adalah sakit gigi yang parah, yang dapat berlangsung terus-menerus atau sembuh-kambuh. Gejala lain adalah pembengkakan di wajah atau leher, demam, kesulitan menelan atau bernapas, dan rasa tidak enak di mulut. Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
Untuk mengobati infeksi gigi, dokter gigi pertama-tama akan mendiagnosis infeksi dan menentukan pengobatan terbaik. Salah satunya antibiotik untuk membunuh bakteri, drainase abses, dan perawatan saluran akar untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dari dalam gigi. Dalam beberapa kasus, pencabutan gigi mungkin diperlukan untuk mencabut gigi yang terinfeksi.
3. Trauma pada gigi
Trauma pada gigi, juga dikenal sebagai cedera gigi, dapat terjadi akibat kecelakaan atau benturan pada mulut. Penyebab umum trauma gigi termasuk jatuh, cedera olahraga, kecelakaan mobil, dan perkelahian fisik.
Gejala trauma gigi dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera. Gejala umum mungkin termasuk rasa sakit, bengkak, dan pendarahan di mulut, serta gigi menjadi lebih sensitif terhadap suhu panas dan dingin. Dalam kasus yang lebih parah, gigi mungkinretak, atau copot seluruhnya.
Untuk mencegah trauma gigi, penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi mulut dan gigi, misalnya mengenakan pelindung mulut saat berolahraga, menghindari aktivitas yang berisiko tinggi cedera, dan menggunakan sabuk pengaman dan tindakan keselamatan lainnya saat mengemudi atau mengendarai mobil.
Jika kamu mengalami trauma gigi, penting untuk menemui dokter gigi sesegera mungkin. Dokter gigi akan menilai cedera dan merekomendasikan perawatan yang tepat, yang mungkin termasuk memperbaiki gigi, melakukan saluran akar, atau mencabut gigi jika rusak parah. Perawatan yang tepat dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi dan meningkatkan penyembuhan.
4. Gerinda gigi (bruxism)
Gigi berbunyi, juga dikenal sebagai bruxism, adalah kondisi umum di mana seseorang menggertakkan giginya, seringkali saat tidur. Ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit gigi dan sensitivitas, sakit kepala, dan nyeri rahang.
Penyebab pasti dari menggeretakkan gigi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi sering dikaitkan dengan stres atau kecemasan. Ini juga dapat disebabkan oleh gangguan tidur, gigi yang tidak sejajar, atau kondisi medis lain yang mendasarinya.
Untuk mengelola gerinda gigi, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab yang mendasarinya, jika memungkinkan. Salah satu yang penting adalah mengelola stres dan kecemasan, mengobati gangguan tidur, atau memperbaiki gigi yang tidak sejajar melalui perawatan ortodontik.
Dalam beberapa kasus, dokter gigi akan merekomendasikan penggunaan pelindung mulut atau bidai untuk melindungi gigi dari efek penggerindaan yang merusak. Perangkat ini dapat dipakai pada malam hari untuk mencegah gerinda dan mengurangi gejala yang terkait dengan bruxism.
Artikel Terkait
Apa Saja Gangguan Peredaran Darah Karena Faktor Genetik?
Bagaimana Cara Menurunkan Resiko Terkena Penyakit Turunan Atau Genetik?
Apa Saja Manfaat Kelapa Hijau Bagi Kesehatan Tubuh? Ini Penjelasannya