Sejak saat itu, kebutuhan modalnya selalu dibantu PNM, mulai dari Rp 2 juta pada pinjaman pertama, hingga Rp 8 juta pada pinjaman terakhir di tahun 2021. “Dengan adanya PNM, saya merasa sangat terbantu dalam memperlancar usaha, terutama segi permodalan,” ujar Heni yang memiliki 2-5 tenaga kerja tidak tetap.
Baca Juga: Delapan Kecamatan di Jakpus Buka Pelayanan Gemulai
Dari pendapatan sekitar Rp 15 juta per bulan, Heni selalu menyisihkan sebagian untuk pengembangan usaha, antara lain untuk membeli mesin baru.
Meski kondisi keluarganya sudah cukup sejahtera, namun dia belum puas untuk terus membesarkan usahanya. Malahan dia ingin mengembangkan usaha baru yaitu konveksi khusus pakaian muslim. Sekarang dia sedang mempelajari seluk beluk pembuatan pakaian muslim sambil mulai mencicil perlengkapan yang dibutuhkan. Langkah itu dia lakukan agar pada saatnya nanti dia sudah benar-benar siap dengan usaha baru tersebut. ***