Memahami Peran Aktivis dan Gerakan Aktivisme di Indonesia

photo author
- Senin, 15 September 2025 | 11:30 WIB

edisi.co.id – Masyarakat perlu memahami peran aktivis dan gerakan aktivisme di Indonesia, terutama seiring maraknya eksposur kegiatan aktivis lingkungan. Aktivisme di Indonesia memiliki sejarah panjang yang penuh dengan perjuangan melawan ketidakadilan, baik pada masa kolonial Belanda maupun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Tulisan ini menguraikan sejarah aktivisme, khususnya aktivis perempuan, tokoh-tokoh penting, serta peran aktivis lingkungan dan kriteria menjadi aktivis muda.

Sejarah Aktivisme di Indonesia

Ada pepatah yang mengatakan, “Jika belum masuk penjara, belum sempurna menjadi aktivis.” Pepatah ini mencerminkan perjuangan tokoh-tokoh seperti Sutan Sjahrir, Mohammad Hatta, dan Soekarno, yang dipenjara karena memperjuangkan kemerdekaan. Bahkan setelah Indonesia merdeka, Sutan Sjahrir menjadi tahanan politik pada masa Orde Lama dan meninggal dunia sebagai tahanan pada 1966.

Contoh lain adalah Hariman Siregar, aktivis mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang lahir pada 1 Mei 1949 di Padang Sidempuan. Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ketua Dewan Mahasiswa UI, Hariman memimpin demonstrasi besar dalam Peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari pada 15 Januari 1974. Aksi ini menentang kunjungan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka serta kebijakan ekonomi Orde Baru yang dianggap memihak kepentingan asing dan korupsi.

Baca Juga: Perempuan Tangguh: Memimpin di Tengah Krisis, Membangun Peradaban.

Bersama Adnan Buyung Nasution dan tokoh mahasiswa lainnya, Hariman menghadapi represi keras: ia ditangkap, diadili atas tuduhan makar, dan terancam hukuman mati sebelum akhirnya dibebaskan. Hingga usia 75 tahun pada 2024, Hariman tetap konsisten sebagai dokter dan aktivis reformasi yang memperjuangkan demokrasi.

Kisah Hariman menunjukkan bahwa aktivis mahasiswa sering menjadi garda terdepan dalam melawan otoritarianisme, dengan risiko penjara atau ancaman nyawa. Aktivis sejati harus berpijak pada kebutuhan masyarakat dan konsisten dengan idealismenya. Konsistensi antara ucapan, tindakan, dan pemikiran membuat aktivis dihormati rakyat. Contohnya adalah Marsinah, aktivis buruh yang dibunuh pada 8 Mei 1993 di Sidoarjo, Jawa Timur, karena memperjuangkan hak buruh.

Aktivis sejati tidak pernah berkompromi dengan rezim atau membelok dari fakta kondisi bangsa.

Aktivis Lingkungan

Aktivis lingkungan berjuang melindungi keanekaragaman hayati Indonesia dari eksploitasi akibat kepentingan kapitalisme. Mereka tidak hanya mengkritik kerusakan lingkungan, tetapi juga melakukan aksi nyata seperti edukasi lingkungan, penghijauan, dan pengelolaan sampah berkelanjutan. Istilah “sedia payung sebelum hujan” relevan untuk menggambarkan pentingnya kritik terhadap pembangunan yang mengabaikan tata ruang, seperti pembangunan mal atau hotel yang merusak destinasi pariwisata.

Aktivis lingkungan juga terlibat dalam aksi konkret, seperti membersihkan sungai atau saluran air, sambil terus mengkritik kebijakan publik yang keliru. Mereka menghadapi kekuasaan dan pemilik modal sembari menawarkan solusi nyata bagi masyarakat.

Kriteria Menjadi Aktivis Muda

Seorang aktivis harus memiliki wawasan luas dan gemar membaca. Gerakan Ibu Peduli Reformasi 1998, yang melibatkan tokoh seperti Karlina Supelli, Gadis Arivia, dan Julia Suryakusuma—semuanya bergelar doktor—menunjukkan pentingnya intelektualitas dalam aktivisme. Pasca-Reformasi, mereka tetap konsisten bergerak di akar rumput dan menjadi suara kritis tanpa tergoda kekuasaan.

Rocky Gerung, aktivis dan pengamat sosial, juga dikenal melalui keterlibatannya dalam SETARA Institute, yang fokus pada advokasi demokrasi dan hak asasi manusia. Ia vokal mengkritik kebijakan pemerintah melalui berbagai platform publik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X