Edisi.co.id - Dalam sebuah kolom di web resmi mui.co.id, Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Thobib Al-Asyhar, mengaku cukup intens mengikuti perubahan yang terjadi di negari Raja Salman itu. Secara lebih spesik lagi, tentu setelah sang Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS) berkuasa.
Ada beberapa kebijakan MBS yang menginginkan Arab Saudi lebih modern, terbuka, dan friendly buat wisatawan asing. Ini setidaknya tercermin dalam Visi 2030 yang dia canangkan, meskipun mendapat penentangan keras dari barisan konservatif.
Sebagai contoh, Arab Saudi kini memberikan ruang lebar untuk perempuan mengisi ruang publik. Kebijakan itu bukan hanya isapan jempol, melainkan benar-benar dipraktikan.
Benar saja, saat kali pertama kaki ini menapak di Bandara Jeddah, terlihat sekali begitu banyak petugas resmi dari kaum Hawa. Ada yang memeriksa dokumen kesehatan penumpang, one by one. Banyak pula yang ditempatkan di desk check point imigrasi. “Hallo. Indonesia? Selamat datang”.
Satu hal yang membuatnya surprise adalah iklim pelayanan kaum hawa yang cepat, profesional, dan ramah. Hal ini belum pernah terjadi sebelum MBS didapuk sebagai Putra Mahkota yang sangat berpengaruh.
Sebelumnya, jika Anda pernah ke Arab Saudi, petugas imigrasi bandara Jeddah semua laki-laki dengan baju kefiyah khas Arab. Pelayanannya sering bikin kita kesel, marah. Ada yang melayani sambil nonton bola melalui tayangan di HP. Ada pula yang tiba-tiba pergi nggak jelas.
Hal lain dari keterlibatan perempuan di ruang publik adalah banyaknya perempuan yang mengemudikan mobil. Lalu lalang mobil mewah dikemudikan tangan-tangan lentik perempuan. Bahkan sebagian dari mereka tidak mengenakan pakaian khas Arab Saudi. Tampil casual dan modis. Pemandangan progresif di negeri petro dolar tersebut.
Sementara itu, di Makkah, banyak pula wanita yang keluar rumah tanpa Abaya, baju tradisional khas mereka. Menurut informasi, di beberapa pantai di pinggir Jeddah, seperti Obhur tidak jauh beda pemandangannya dengan pantai-pantai di Bali maupun di Gili Terawangan.
Alhasil, Arab Saudi sekarang berbeda jauh dengan Arab Saudi beberapa waktu yang lalu. Setidaknya seperti yang dipahami orang kebanyakan. Kini, Arab Saudi benar-benar berubah.
Ada arus kebijakan yang kuat untuk mengubah negeri konsevatif ke negeri terbuka dan modern dengan tetap berprinsip pada nilai-nilai universalisme Islam. Mampu berdialog dengan budaya yang berbeda untuk mewujudkan visi besar sebagai salah satu pusat peradaban dunia.
Tentu, setiap perubahan selalu meninggalkan kekhawatiran dan memunculkan ancaman. Tetapi nilai-nilai mulia akan selalu dijunjung tinggi oleh umat yang memiliki peradaban tinggi.
Baca Juga: Visi Saudi 2030, The Mukaab akan Dibangun di Kota Riyadh
Meninggalkan Paham Wahabi
Visi Saudi 2030 terkait 'revolusi kebudayaan' yang dicanangkan oleh putra mahkota Pangeran MBS menjadi sorotan dunia. Seperti diketahui selama ini sudah lama berlangsung kehidupan keagamaan dan budaya di Arab Saudi yang dipandu oleh fatwa dari paham Wahabi, yang diawasi oleh Polisi Syariah Kerajaan.
Artikel Terkait
42 Jamaah Umroh Asal Surabaya Terkatung-Katung di Jeddah, Saudi Arabia
Mohammad Idris: Dulu Saya Merokok Sejak Kuliah di Saudi Arabia Tidak Lagi
Umroh akan Dibuka, Menlu: Saudi Arabia Mulai Melakukan Pengaturan Pelaksanaan Ibadah Umroh
Beginilah Keindahan Fenomena Alam Yang Letaknya di Arab Saudi
Beginilah Keindahan Fenomena Alam Yang Letaknya di Arab Saudi
Lionel Messi ditawarkan menjadi pemain Al Hilal, klub Arab Saudi sekaligus musuh Al Nassr
4 Hal Kehidupan Mewah Cristiano Ronaldo di Arab Saudi, dari Tempat Tinggal hingga Akses Jet Pribadi