Proyek Neom merupakan kawasan ekonomi yang terdiri dari kawasan pemukiman bernama The Line, lalu ada Oxagon yang merupakan kawasan industri khusus (Neom Industrial City), Neom International Airport, Trojena (areal ski outdoor di daerah pegunungan dekat Teluk Akaba), stadiun olah raga, kawasan pertanian seluas 16 ribu hektar yang akan mengubah gurun tandus serta berbagai rupa peruntukan. Semuanya berada di areal seluas 26.500 km2 yaitu kurang lebih 40 kali luas provisi Jakarta yang luasnya 661,5 km.
Yang menghebohkan, The Line yang merupakan proyek pembangunan kawasan pemukiman di proyek Neom itu, direncanakan akan mampu menampung 9 juta penduduk kalau sudah selesai. Lebar dari pemukiman ini memang hanya 200 meter saja, akan tapi tinggi bangunanya didesain mencapai 500 meter yang akan membentang sepanjang 170 km, dengan ditutupi kaca.
Nantinya di kawasan pemukiman itu konon tidak akan ada mobil, tetapi dilayani oleh taksi terbang, dan kereta api cepat. Lalu akan ada pelayan robot dan bulan buatan.
Selain Neom ada lagi berbagai rupa proyek yang sebagian besarya adalah bergerak di industri pariwisata.
Baca Juga: BKKBN Jawa Barat Sosialisasi ELSIMIL Pencegahan Stunting Generasi ke-2
Ingin Menandingi Dubai
Diusungnya perencanaan Visi Saudi 2030, kemungkinan juga karena fakta pesatnya kemajuan yang dicapai Uni Emirat Arab dengan kota Dubai yang bertaburan gedung pencakar langit serta menjadi salah satu pusat keuangan dunia. Inilah yang menginspirasi MBS dengan visinya itu.
Dalam dokumen Visi Saudi 2030 yang bisa diunduh di situs https://www.vision2030.gov.sa dikemukakan oleh Pangeran MBS. Ada 3 pilar dalam visinya itu. Pertama adalah status dari Saudi Arabia yang berperan sebagai pusat dari dunia Arab dan dunia Islam.
Pilar kedua, yaitu tekad kuat dari Kerjaaan untuk menjadi pusat investasi global. Dan yang ketiga, adalah lokasi strategis yang dimiliki Saudi Arabia, yang menghubungkan 3 benua Asia, Afrika dan Eropa. Singkat kata Saudi sedang bermimpi untuk bisa menjadi pusat kemajuan ekonomi, teknologi dan peradaban di kawasan.
Selanjutnya apa yang dijabarkan dalam rencana-rencana besar yang digagas dalam dokumen itu secara keseluruhan dibagi dalam 3 bidang.
Pertama apa yang disebut dengan A Vibrant Society atau masyarakat yang dinamis dengan fokus pada pencapaian pembangunan perkotaan, budaya dan hiburan, olah raga, Haji dan Umrah, pelestarian situs warisan UNESCO, dan peningkatan umur harapan hidup.
Kedua, A Thriving Economy yaitu ekonomi yang berkembang dengan fokus pada penciptaan peluang kerja, peningkatan proporsi perempuan dalam angkatan kerja, daya saing internasional, pengelolaan Public Investment Fund, foreign direct invesment, dan ekspor non migas.
Dan yang ketiga adalah apa yang disebut dengan; An ambitious Nation, sebuah negara yang ambisius dengan fokus pada peningkatan pendapatan diluar minyak, efektifitas pemerintahan, e-government, tabungan dan pendapatan rumah tangga, dan pengembangan lembaga swadaya masyarakat.
Diantara target yang ingin dutuju oleh Kerajaan pada tahun 2030 adalah, meningkatkan pendapatan non migas dari 163 miliar Saudi Arabian Riyals (SAR) tahun 2016 menjadi SAR 1 triliun tahun 2030. Lalu meningkatkan kunjungan Umrah dari 8 juta menjadi 30 juta per tahun.
Kemudian, meningkatkan umur harapan hidup dari 74 tahun menjadi 80 tahun. Bergerak dari urutan 19 kekuatan ekonomi dunia menjadi peringkat 15. Meningkatkan kontribusi sektor swasta dari 40% menjadi 65% GDP dan lain-lain target yang hendak dituju.
Artikel Terkait
42 Jamaah Umroh Asal Surabaya Terkatung-Katung di Jeddah, Saudi Arabia
Mohammad Idris: Dulu Saya Merokok Sejak Kuliah di Saudi Arabia Tidak Lagi
Umroh akan Dibuka, Menlu: Saudi Arabia Mulai Melakukan Pengaturan Pelaksanaan Ibadah Umroh
Beginilah Keindahan Fenomena Alam Yang Letaknya di Arab Saudi
Beginilah Keindahan Fenomena Alam Yang Letaknya di Arab Saudi
Lionel Messi ditawarkan menjadi pemain Al Hilal, klub Arab Saudi sekaligus musuh Al Nassr
4 Hal Kehidupan Mewah Cristiano Ronaldo di Arab Saudi, dari Tempat Tinggal hingga Akses Jet Pribadi