Fenomena Childfree di Indonesia Tunjukkan Ancaman Kekurangan Bayi di Suatu Negara Itu Nyata

photo author
- Kamis, 12 September 2024 | 19:40 WIB
fenomena childfree
fenomena childfree

 

Edisi.co.id - Kunjungan Paus Fransiskus pada 3-6 September 2024 lalu menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat Indonesia.

Selain menegaskan pesan toleransi antar umat beragama, Paus Fransiskus juga menyoroti keluarga di Indonesia mempunyai banyak anak.

Hal ini dituturkan Paus Fransiskus karena di luar negeri, banyak orang lebih memilih mengasuh hewan peliharaan daripada mengasuh anak.

Baca Juga: Putra Dokter Boyke Setiawan Ungkap Arsip Proposal Prabowo untuk Dirikan SMA Taruna Nusantara Tahun 1988

"Saya mendengar keluarga di Indonesia masih memiliki 3-4 anak, ini sebuah contoh yang yagus bagi negara lain. Karena banyak negara tidak lagi mau memiliki anak tetapi memiliki hewan peliharaan seperti kucing," kata Paus Fransiskus dalam siaran YouTube Sekretariat presiden, pada Rabu, 4 September 2024.

Ungkapan Paus Fransiskus ini membuat publik menyoroti soal fenomena childfree atau bebas anak.

Fenomena childfree hangat diperbincangkan publik karena dianggap sebagai sebuah pilihan hidup pasangan dewasa untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis maupun adopsi.

Lantas, bagaimana tren childfree yang terjadi di Indonesia?

Awal Mula Tren

Childfree menjadi tren pada masa modern. Awal mula tren ini masuk ke Indonesia karena kerdapat salah satu influencer bernama Gita Savitri Devi yang memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Gita dan suaminya merasa sudah nyaman dan Bahagia dengan kehidupannya, sehingga tidak tngin memiliki anak.

Selain itu, Gita mengklaim keputusan childfree ini didasari pada tanggung jawab seumur hidup bagi anak di dalam keluarga mereka.

Berkaca dari keputusan childfree yang diungkapkan oleh Gita, berikut ini deretan ancaman yang mengintai dari fenomena bebas anak yang terjadi di Indonesia.

Penurunan Angka Pernikahan dan Kelahiran

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X