Data menunjukkan, pada Maret 2024, 47,94% penduduk miskin ekstrem bekerja di sektor pertanian. Pendidikan pun masih rendah: 60,72% hanya lulusan SD ke bawah, sedangkan yang menamatkan SMP ke atas hanya 39,28%.
Rendahnya pendidikan berdampak pada terbatasnya akses teknologi, informasi, dan manajemen usaha tani. Petani gurem—yang hanya menggarap lahan kecil—hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, itupun dengan akses pupuk, bibit, dan modal yang terbatas.
Alih Fungsi Lahan: Ancaman Nyata
Alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian terus berlangsung. Data resmi menunjukkan:
Setiap tahun, 100.000–150.000 hektare sawah hilang.
Di Jawa Tengah, 2019–2024, sawah berkurang 62.000 hektare.
Secara nasional, luas sawah menyusut dari 8,1 juta hektare (2015) menjadi 7,38 juta hektare (2024).
Pemerintah memang menetapkan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), termasuk tambahan 2,7 juta hektare LSD pada 2025. Namun, implementasi di lapangan menghadapi tekanan pembangunan industri dan perumahan.
Jejak Sejarah: Partai Parindra dan Petani di Jambi
Ketika kakek saya, dr. Sagaf Yahya, mendirikan Partai Parindra di Jambi tahun 1935, kesejahteraan petani menjadi salah satu fokus perjuangan. Sebagian besar kadernya adalah petani, buruh, dan pemuda. Sistem kaderisasi Parindra saat itu menjadi salah satu yang terbaik di daerah.
Sejarah ini menunjukkan bahwa petani pernah ditempatkan sebagai basis perjuangan politik nasionalis. Semangat itu penting dihidupkan kembali yaitu pembangunan bangsa tidak boleh meninggalkan petani.
Kajian dan Pemberdayaan Lokal: Perempuan sebagai Penopang
Dalam banyak kajian, saya menekankan pentingnya kearifan lokal dan peran perempuan dalam pertanian. Ibu-ibu di desa bisa menjadi motor gizi keluarga melalui pertanian pekarangan, beternak ikan lele dalam terpal, dan memelihara ayam kampung. Pendekatan sederhana ini lebih realistis untuk masyarakat agraris Indonesia. Saya menuliskan pandangan dalam kajian berjudul " Kajian Nutrisi Berbasis Kearifan Lokal dengan Pemberdayaan Perempuan.
Sebelum program makan bergizi gratis diluncurkan, saya sudah menuliskan evaluasi kebijakan makan bergizi gratis dalam buku elektronik PAMI Jawa Timur 2023-2024 dengan judul buku jelajah opini Makan Bergizi Gratis " Mengukur Dampaknya Menjamin Keberlanjutan. Strategi Kebijakan Aksi Bergizi Sehat Berkemajuan. Artikel yang di muat di elektronik book tersebut berjudul " Strategi Kebijakam Publik Aksi Bergizi Sehat Berkemajuan, Evaluasi Kebijakan Makan Bergizi Gratis oleh dr. Novita sari yahya
Fokus saya tetap: kesejahteraan petani, sebagaimana ide kakek saya tentang pemberdayaan ekonomi rakyat desa.
Artikel Terkait
Prabowo Soal 3 Juta Rumah: Perumahan Layak Adalah Hak Rakyat dan Pendorong Ekonomi
Prabowo Sebut Koruptor Nyolong rp2-3 Triliun Tiap Tahun: Saya Lawan!
Prabowo Ungkap 80% Hasil Diselundupkan, Targetkan Tutup Kebocoran Rp45 T
Presiden: 2.000 Desa Nelayan Akan Dibangun, Penghasilan Naik Hingga 100%
Subsidi Pupuk Disalurkan Langsung ke Petani, 27.000 Distributor Tak Lagi Jadi Perantara