Kajian Program Nutrisi Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pemberdayaan Perempuan di Siak, Riau

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 12:05 WIB

Anak-anak lebih sering mendapatkan makanan rumah dibanding makanan instan.

Selain itu, aktivitas berkebun dan memasak bersama memunculkan rasa kebersamaan, saling membantu, dan memperkuat jaringan sosial di komunitas. Ibu-ibu saling bertukar bibit, berbagi hasil panen, dan bahkan membuat jadwal bersama untuk memasak serta pendampingan gizi di posyandu.

Dengan demikian, perempuan menjadi penggerak utama, tidak hanya dalam rumah tangga, tetapi juga dalam ketahanan pangan komunitas.

Pelajaran dari Tiongkok: Menanam sebagai Pendidikan Karakter dan Ketahanan Pangan

Beberapa laporan internasional dan nasional menunjukkan bahwa Tiongkok kini menjalankan program besar-besaran penanaman hutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan, distribusi air, dan mengurangi polusi. Namun lebih dari itu, Tiongkok juga memasukkan kegiatan menanam dan berkebun ke dalam kurikulum sekolah — pelajar diajarkan bercocok tanam, merawat tanaman, memanen, bahkan memasak hasil panen mereka sendiri. Hal ini tidak hanya membentuk keterampilan praktis, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis, penghargaan terhadap makanan, kecintaan terhadap alam, serta tanggung jawab terhadap lingkungan.

Praktik ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya soal akademik, tetapi juga soal membentuk karakter: kemandirian, rasa tanggung jawab, kerja keras, dan rasa syukur terhadap hasil bumi. Anak-anak yang sejak kecil terbiasa menanam dan mengolah hasil panen kemungkinan besar akan tumbuh menjadi generasi yang peduli lingkungan dan lebih menghargai pangan.

Analogi ini sangat relevan bagi masyarakat Siak. Jika generasi muda di Siak melalui keluarga dan komunitas dibiasakan mengenal, mengolah, dan menghargai pangan lokal, maka ketahanan pangan, gizi, dan lingkungan bisa terjaga secara berkelanjutan.

Implementasi Program di Siak: Skema dan Kolaborasi

Untuk mewujudkan gagasan tersebut, program yang saya usulkan melibatkan berbagai aktor:

Penanggung jawab / Koordinator: sebuah yayasan filantropi lokal — Yayasan Filantropi Masyarakat Siak Riau.

Pendukung dana: perusahaan perkebunan lokal melalui skema CSR, BUMD/BUMN, atau lembaga filantropi.

Pelaksana lapangan: kader perempuan lokal, PKK, serta organisasi perempuan di komunitas buruh.

Pendamping dan perencanaan: institusi akademis/universitas yang menyediakan pengetahuan gizi, agrikultur rumah tangga, dan monitoring.

Koordinasi kebijakan: pemerintah daerah bersama instansi kesehatan, pendidikan, dan lembaga terkait.

Kegiatan utama meliputi:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB

Presiden Prabowo, Duka Sumatera Duka Bangsa Indonesia

Minggu, 7 Desember 2025 | 13:33 WIB
X