1. Pelatihan bercocok tanam di pekarangan atau kebun komunitas.
2. Pelatihan memasak makanan bergizi dengan bahan lokal.
3. Pendampingan gizi untuk ibu hamil dan balita.
4. Penyuluhan tentang pentingnya gizi, sanitasi, dan pola hidup sehat.
5. Penguatan jaringan filantropi lokal dan pengelolaan donasi CSR.
Mengapa Pendekatan Ini Penting
Karena masalah gizi dan stunting di Indonesia bersifat kompleks dan multidimensional bukan hanya soal kekurangan makanan, tetapi juga soal akses, pengetahuan, budaya makan, dan keberlanjutan pangan.
Karena intervensi medis saja tidak cukup jika keluarga tidak memiliki akses pangan sehat secara reguler.
Karena kearifan lokal menyediakan sumber daya dan cara hidup yang bisa dijadikan solusi kontekstual dan berkelanjutan.
Karena pemberdayaan perempuan memberdayakan rumah tangga dan komunitas dan ini lebih efektif jangka panjang dibanding intervensi top-down semata.
Karena analogi dari Tiongkok menunjukkan bahwa pendidikan terhadap pangan dan lingkungan bisa dimulai sejak usia dini, dan membawa dampak besar terhadap kesadaran kolektif.
Penutup
Kajian ini mengajak kita untuk menata ulang cara pandang terhadap ketahanan pangan, gizi, dan peran perempuan di masyarakat. Apa yang ditawarkan bukan sekadar program bantuan atau intervensi sesaat, tetapi sebuah model ketahanan pangan berbasis masyarakat yang berakar pada budaya, kearifan lokal, dan partisipasi perempuan.
Dengan dukungan dari sektor swasta (melalui CSR), pemerintah daerah, komunitas perempuan, dan pendamping akademis, program ini punya potensi besar untuk menjadi bagian dari solusi nasional terhadap masalah gizi dan stunting sekaligus memperkuat kesadaran ekologis dan ketahanan lingkungan.
Ketika perempuan diberdayakan, bukan hanya gizi keluarga yang meningkat, tetapi juga ikatan sosial, rasa tanggung jawab, dan kecintaan terhadap alam bisa tumbuh. Gagasan sederhana: menanam di pekarangan bisa jadi langkah besar untuk masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.***
Artikel Terkait
916 Orang Meninggal dalam Bencana Banjir-Longsor Sumatera, BNPB Sebut 274 Orang Masih dalam Pencarian
Momen Prabowo Makan Masakan Warga Pengungsi Saat Cek Dapur di Aceh, Pastikan Gizi Dan Kelayakan
Jubir PKS Desak Pemerintah untuk Segera Menetapkan Banjir-Longsor Sumatera Sebagai Bencana Nasional
Sekolah Terdampak Banjir di Sumbar, Apresiasi Gerak Cepat Kemendikdasmen
TNI AD Dirikan Pos Kesehatan Terpadu untuk Korban Banjir di Aceh