Memahami Pertikaian Antara Jokowi dan Surya Paloh

photo author
- Jumat, 19 Mei 2023 | 23:55 WIB
Adu taktik Jokowi-Surya Paloh. Demi bangsa atau sekadar tahta?
Adu taktik Jokowi-Surya Paloh. Demi bangsa atau sekadar tahta?

Baca Juga: Ketua MUI Bidang SBPI Ustaz Dr. Jeje: Konser Yang Bertentangan Nilai Luhur dan Falsafah Bangsa Harus Ditolak

Masalahnya, legacy Jokowi membahayakan negara dan menyengsarakan rakyat. Sebut saja isu Ibu Kota Negara (IKN) yang tidak layak dan tidak realistik untuk diwujudkan.

Proyek ini menyita APBN yang cukup besar di tengah kemiskinan rakyat yang meluas.

Tadinya, Jokowi berjanji IKN akan sepenuhnya didanai swasta. Faktanya, hingga hari ini tak ada investor yang tertarik untuk berinvestasi di sana meskipun pemerintah menawarkan sejumlah fasilitas menggiurkan bagi mereka.

Kenyataan ini secara eksplisit menegaskan bahwa proyek ini berpotensi mangkrak. Apalagi dilakukan tanpa studi kelayakan dan amdal yang diperlukan.

Legacy lain Jokowi yang bermasalah adalah sejumlah Omnibus Law, seperti UU Cipta Kerja, UU Minerba, dan UU Kesehatan, yang kesemuanya berpihak pada kepentingan oligarki. Belum lagi isu korupsi dan sejumlah proyek infrastruktur yang tak operasional.

Program pembangunannya juga tak layak untuk ditiru karena hampir semuanya tak mencapai sasaran. Rata-rata pertumbuhan ekonomi era Jokowi hanya 4%.

Itupun yang menikmati adalah oligarki. Sebaliknya, rakyat bertambah miskin. Di tengah kemerosotan daya beli masyarakat, pemerintah membebani mereka dengan berbagai pajak untuk menutupi APBN yang jebol dan membayar utang.

Lalu, legacy dan program pembangunan mana yang perlu dilanjutkan?

Baca Juga: Harumkan Nama Bangsa di SEA Games 2023, Persis Jabar Apresiasi Prestasi dan Ucapkan Selamat Kepada Atlet

Sebenarnya, masih banyak yang perlu ditulis untuk menggambarkan kegagalan pemerintah, namun ruang untuk mengungkapkan itu terbatas.

Maka, atas dasar pikiran dan moralitas apa yang dapat menjustifikasi keinginan Jokowi agar penggantinya meneruskan legacy dan program pembangunannya?

Apakah  bakal capres sedemikian bodohnya sehingga tak dapat memajukan bangsa kalau tidak menjiplak semua yang datang dari pemerintahan sebelumnya?

Hal-hal yang mungkin menjadi alasan Jokowi berpihak pada bakal capres yang sesuai dengan seleranya adalah, pertama, ia menganggap legacy dan program pembangunannya berhasil sehingga perlu dilanjutkan tanpa perlu dipertanyakan. Aneh bukan?

Kedua, sesungguhnya ia menyadari banyak legacy-nya yang bermasalah terkait korupsi, konstitusi, demokrasi, kebebasan dan HAM.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Asri Al Jufri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X