Oleh: Syamsul Yakin
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Wakil Ketua Umum MUI Kota Depok
Berdasar penelusuran singkat nash, baik al-Qur'an maupun al-Sunnah, sederhana minimal terbagi dua, yakni sederhana dalam hidup dan sederhana dalam beribadah.
Keduanya dapat membawa seseorang mendulang berkah. Berkah adalah langgeng dan bertambahnya kebaikan.
Sederhana dalam hidup, seperti pesan al-Qur'an, adalah berpola hidup hemat tapi juga tidak pelit.
"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal" (QS. al-Isra/17: 29).
Baca Juga: Lima Pengakuan Sedekah Oleh: Syamsul Yakin Penulis Buku Tafsir Ayat Ayat Puasa
Menurut pengarang Tafsir Jalalain, yang dimaksud, "Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu" artinya tidak terlampau pelit. Sedangkan makna, "Janganlah kamu mengulurkannya" adalah boros dalam membelanjakan hartamu. Hal itu dapat membuat kamu menyesal. Hartamu terkuras dan kamu tidak memiliki apa-apa.
Sederhana dalam hidup yang kedua adalah bersahaja atau tidak berlebih-lebihan. Allah mengajarkan, "Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan.
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" (QS. al-A’raf/7: 31). Dalam Tafsir Munir, Syaikh Nawawi menjelaskan yang dimaksud berlebih-lebihan adalah makan dan minum hingga melanggar yang diharamkan.
Jadi terlalu pelit dan boros keduanya menghalangi datangnya berkah. Sebab orang yang pelit dan boros tidak mungkin hartanya langgeng dan terus bertambah.
Sementara orang yang berlebih-lebihan dalam makan dan minum alih-alih menjadi sehat, penyakit malah mengepungnya.
Padahal dalam Tahdzibul Akhlak, Ibnu Miskawaih mewanti-wanti bahwa makan dan minum bertujuan untuk mengobati rasa nyeri akibat lapar dan mengobati rasa sakit tenggorokan akibat dahaga.
Ringkasnya, makan dan minum adalah berobat. Sederhana itu baik buat tubuh. Karena sederhana itu melengkapi iman. Nabi bersabda, "Sesunggunya hidup sederhana termasuk cabang iman" (HR. Abu Daud).
Berikutnya adalah sederhana dalam beribadah. Misalnya tidak shalat dan puasa secara berlebih-lebihan.
Nabi mengaku, "Aku tidur dan aku shalat malam. Aku pun puasa, namun ada waktu bagiku untuk tidak berpuasa. Siapa yang mencontohiku, maka dia termasuk golonganku. Siapa yang membenci ajaranku, maka dia bukan termasuk golonganku" (HR. Ahmad).