Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada Maret 2023 menemukan angka buta huruf Al-Qur'an mencapai 72,25%. Angka ini kemudian dikutip kembali oleh Menteri Agama pada Desember 2024.
Wali Kota Depok, Supian Suri menyebutkan bahwa berdasarkan data survei dari Kementerian Agama (Kemenag), hanya sekitar 30 persen dari 32 ribu lulusan SD negeri di Kota Depok yang sudah bisa membaca Al- Quran.
Pada tahap awal pelaksanaannya, program pemberantasan buta huruf Al-Quran dilaksanakan untuk tujuh SD di wilayah Abadijaya.
"Targetnya tentu 100 persen lulusan pada tujuh SD negeri ini bisa memiliki kemampuan Al-Quran," jelasnya.
Supian Suri menegaskan, program pemberantasan buta huruf Al-Quran merupakan tanggung jawab yang akan terus diupayakan pemerintah bersama masyarakat dan lembaga pendidikan.3
Untuk awalan, seluruh pembelajaran dan modul program Pemberantasan Buta Huruf Al-Quran tersebut disiapkan oleh Yayasan Madinatul Quran Peduli Umat yang akan berjalan pada tujuh Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kelurahan Abadijaya.
Antara lain SDN Baktijaya 1, SDN Baktijaya 3, SDN Baktijaya 4, SDN Baktijaya 5, SDN Baktijaya 6, SDN Mekarjaya 31 , dan SDN Sugutamu.
Konsep dan teknik yang digunakan oleh yayasan Madinatul Qur'an adalah memberikan pelatihan kepada guru-guru di 7 SDN wilayah kelurahan Abadijaya, untuk kemudian guru-guru tersebut akan mengajari murid-muridnya.
Wali Kota Depok mengatakan, program ini nantinya akan diperluas hingga 206 SD Negeri di Kota Depok, sehingga diharapkan anak-anak sudah bisa membaca Al-Quran usai lulus Sekolah Dasar.
(Website :depok.go.id. Wali Kota Depok Luncurkan Program Pemberantasan Buta Huruf Al-Quran dan Markaz Dirosah Quran Sab'a Sanabil Senin, 15 Sep 2025, 11:54 WIB)
Bervariasinya Angka:
Ada beberapa penelitian yang menghasilkan angka yang berbeda-beda. Misalnya, hasil kajian dari LPKM IIQ Jakarta menyebutkan persentase buta aksara Al-Qur'an sekitar 58,57% hingga 65%.
Faktor Penyebab Buta Huruf Al-Qur'an
Kualitas Guru:
Kompetensi guru Al-Qur'an memengaruhi kemampuan murid dalam membaca.