Edisi.co.id - Sebuh studi dari Nature Geoscience telah menemukan bukti adanya air di permukaan bulan melalui analisis sampel yang diambil oleh pesawat luar angkasa China, Chang'e-5.
Sampel tersebut mengungkapkan adanya butiran kaca yang terbentuk selama miliaran tahun akibat benturan asteroid yang mendingin dan jatuh kembali ke permukaan Bulan.
Dan yang mengejutkan lagi, butiran kaca tersebut mengandung sejumlah besar air.
Dilansir dari Space.com, penemuan ini sebenarnya bukan hal baru.
Sebelumnya NASA juga menemukan bukti adanya air di bulan pada dasawarsa 1990-an melalui orbitnya.
Lalu pada tahun 2000-an analisis ulang dari sampel bulan yang dikumpulkan oleh misi Apollo pada akhir tahun 1960-an.
Dan 1970-an juga mengungkapkan adanya hidrogen pada tanah Bulan.
Baca Juga: Buntut Kasus Narkoba yang Dialami Yoo Ah In, Netflix Umumkan Tunda Penayangan The Match dan Goodbye
Terakhir, pada 2020 teleskop infrared SOFIA mengonfirmasi bahwa air juga terdapat di bulan, bahkan di luar kawasan yang selalu terdapat bayangan gelap.
Namun, butiran kaca yang ditemukan pada sampel bulan yang dibawa oleh Chang'e-5 pada Desember 2020 dapat memberikan jawaban yang lebih jelas mengenai asal muasal dan perilaku air di permukaan bulan.
Sejarahnya, para ilmuwan berpikir bahwa bulan pada awalnya kering dan tandus.
Namun, selama berabad-abad, bulan terus-menerus terkena angin surya, yaitu aliran partikel bermuatan yang terus-menerus keluar dari matahari, yang menyebabkan terbentuknya air di lapisan permukaan bulan.
Reaksi ini masih terus berlangsung hingga saat ini, dimana atom hidrogen yang ada di angin surya berikatan dengan molekul oksigen dalam regolith bulan dan membentuk molekul air.
Proses inilah yang menjadi sumber dalam siklus air di bulan.