Baca Juga: Profil Irwan Ardiansyah, Legenda Balap Motocross dan Road Race dengan Segudang Prestasi Gemilang
Ilmuwan tahu bahwa sebagian air ini menguap ketika lapisan atas bulan terkena sinar matahari.
Kemudian, saat malam hari di bulan, permukaannya kembali terhidrasi.
Namun, sumber hidrasi tersebut tidak mungkin berasal dari angin surya karena prosesnya terlalu cepat.
Studi baru menunjukkan bahwa butiran kaca di permukaan bulan dapat berfungsi sebagai reservoir tersembunyi, dari mana air mudah dilepaskan ke dalam tanah yang kering dan tandus selama malam yang dingin dan gelap di bulan.
Studi ini menemukan adanya jumlah air yang lebih besar terperangkap dalam butiran kaca daripada yang sebelumnya diperkirakan.
Selain itu, analisis tersebut menunjukkan bahwa sejumlah besar cairan terakumulasi di dalam butiran kaca dalam waktu beberapa tahun dan dapat dilepaskan dengan lebih cepat lagi.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa hingga 270 triliun kilogram air terperangkap dalam 12 meter pertama dari permukaan bulan.
Mereka menemukan bahwa komposisi kimia air dalam butiran kaca di permukaan bulan konsisten dengan jenis air yang dihasilkan dari interaksi dengan angin surya.
Hal ini dikarenakan air tersebut mengandung isotop hidrogen yang hadir di matahari.
"Temuan ini menunjukkan bahwa butiran kaca di permukaan bulan dan benda-benda langit lain di tata surya mampu menyimpan air yang berasal dari angin surya dan melepaskannya ke ruang angkasa," kata Hu Sen, seorang ilmuwan di Institut Geologi dan Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan penulis bersama makalah tersebut dalam sebuah pernyataan.
Para peneliti meyakini bahwa sumber air ini dapat diekstraksi oleh kru manusia di masa depan dan dapat digunakan untuk membuat bahan bakar roket di permukaan bulan untuk misi ke tujuan yang lebih jauh.***