Anies, jika dipasangkan dengan bakal cawapres dukungan Jokowi, akan menyatukan kembali masyarakat.
Ini penting agar pemerintah lebih produktif dalam menjalankan pembangunan. Juga untuk membuat kebijakan luar negeri yang lebih berdaya.
Baca Juga: Sambut Atlet SEA Games 2023, Lautan Manusia Penuhi Jalanan Protokol Jakarta
Kedua, Anies adalah tokoh muda bangsa yang cemerlang. Hal itu dapat dilihat dari kinerja dan rekam jejaknya ketika memimpin Jakarta.
Dibawah kepemimpinannya, bukan hanya tercipta harmoni sosial, tapi juga ia mampu menyulap Jakarta menjadi kota modern yang nyaman bagi semua lapisan sosial.
Ketiga, Anies disambut komunitas internasional karena integritas, kapasitas intelektual, dan komitmennya yang kuat pada sistem demokrasi.
Hal ini penting ketika Indonesia harus bekerja sama dengan dunia global untuk mengakselerasi tujuan-tujuan nasional yang ingin dicapai.
Memang di era globalisasi, kebijakan luar negeri yang efektif dapat berkontribusi signifikan bagi kepentingan nasional. Apalagi, legacy yang akan ditinggalkan Jokowi banyak masalahnya.
Sayang, Jokowi tidak bisa menerima alasan rasional apapun terkait pencapresan Anies. Ditahannya Johnny G Plate sebagai tersangka tindak pidana korupsi sesungguhnya bertujuan ganda.
Pertama, peringatan bagi Nasdem akan bahaya yang mungkin dihadapinya. Kedua, peringatan bagi semua pihak terkait untuk tidak coba-coba bersentuhan dengan Anies.
Dengan demikian, lebih mudah bagi Jokowi untuk mengatur koalisi parpol dengan bakal capres yang diinginkan.
Pertikaian Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar terkait posisi bakal cawapres bagi Prabowo akan mudah diselesaikan. Toh, kedua tokoh ini merupakan pasien rawat jalan.
Baca Juga: Kurangi Emisi, Pj Gubernur Heru Ajak Semua Pihak Gencarkan Penghijauan Kawasan
Penahanan Johnny juga merupakan peringatan kepada Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk tidak bermanuver untuk membuyarkan skenario Jokowi.
Toh, Ganjar Pranowo yang telah dicapreskan PDI-P merupakan pasien rawat jalan juga.