Menurut Bambang Setiadi, Habibie merupakan pemikir jangka panjang yang ketika membentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan menjadi pemimpin pertamanya sudah mengetahui dampak dan manfaatnya standardisasi produk bagi bangsa di masa depan, meski banyak yang mempertanyakan.
Ia mencontohkan, bagaimana jika tabung gas dan berbagai perangkat lainnya seperti selang dan regulator tidak berdasarkan standar yang telah diuji berdasar teknologi dan menjadi penyebab banyaknya ledakan tabung gas di mana-mana pada beberapa dekade lalu.
Baca Juga: Biaya Sekolah 5 Orang Murid MTS Assa'adatain Dibayar Oleh BAZNAS Depok
Karena itu ia menegaskan standarisasi SNI seperti yang diinisiasi Habibie telah menyelamatkan bangsa.
Ia juga mencontohkan SNI helm yang selain menyelamatkan jutaan pengemudi motor dari kecelakaan (pada 2018, dari 196.457 kejadian, 73,49 persen merupakan kecelakaan motor), juga memaksa helm impor mengikuti standar SNI dan ini memicu industri helm dalam negeri bisa berkembang dan bahkan menjadi industri besar eksportir helm. SNI kini, ujarnya, selain telah diterima secara global juga telah menekan 20 persen impor.
Jadi, kata Bambang, apa yang Habibie gagas di masa lalu, dampaknya sangat besar pada masa berikutnya, termasuk dampak dari berbagai lembaga lain yang juga dibentuk Habibie.
Sebagai kepala DRN Bambang Setiadi jg menekankan pentingnya penguasaan iptek oleh SDM Indonesia yg mampu memberi nilai tambah tdk lg hanya mengandalkan SDA, yg tdk terbarukan spt Batubara yg tinggal 83 tahun lagi usia cadangannya.
Baca Juga: Biaya Sekolah 5 Orang Murid MTS Assa'adatain Dibayar Oleh BAZNAS Depok
Sementara itu menurut Umar Juoro, berbagai kebijakan dan penerapan yang dilakukan Habibie di masa lalu tetap relevan di masa kini. Ia mengatakan, kemajuan ekonomi bangsa menurut Habibie bukan karena kekayaan sumber daya alam, tetapi haruslah dari sumber daya manusianya dan inovasi yang diterapkannya, Karena itu inovasi adalah yang harus terus dikembangkan. Pada masa Habibie yang didorong adalah produktivitas bukan sekadar produksi dan inovasi serta penerapan advance mathematic.
Umar Juoro menilai saat ini indonesia perlu lebih fokus pada digital economy dan green technology. Pengembangan teknologi tersebut juga dilaksanakan negara maju saat ini. Kemajuan era digital antara lain ditandai dengan munculnya muncul cloud technology, NFT dan metaverse.
Baca Juga: Sengketa Pertanahan Dapat Dicegah Karena Program PTSL
Makmur Makka mencontohkan konsep nilai tambah yang selalu digunakan Habibie untuk menjawab persoalan bangsa karena Habibie tidak ingin bangsanya hanya menjadi konsumen, namun sebaliknya harus menjadi masyarakat produsen.