artikel

Keutamaan Tradisi Maaf Memaafkan

Jumat, 30 Desember 2022 | 08:26 WIB
anjuran saling maaf memaafkan hal yang mulia dalam Islam

Menurut imam al-Ghazali, kerelaan memaafkan orang yang telah menzalimi adalah kesabaran dan keberanian yang sempurna.

Lebih sempurna lagi, apabila kerelaan memaafkan juga ditujukan kepada orang-orang atau keadaan yang dianggap menghalangi atau menghambat kesuksesan dirinya.

Baca Juga: Bahan Herbal Ini Diklaim Dapat Memperkecil Tumor

Dengan kekuatan memaafkan seperti ini, orang akan menjadi lebih berfokus pada perbaikan daripada hanya menyesali serta menyalahkan pihak lain dan menjadikannya sebagai kambing hitam.

Sikap ini sangat penting untuk diterapkan dalam menunjang kualitas berpuasa kita.

Dalam tinjauan ilmiah, berjiwa pemaaf berdampak pula bagi kesehatan.

Frederic Luskin, seorang doktor Amerika dari Institut Psikologi Transpersonal, menjelaskan, kekuatan memaafkan dapat menjadi resep bagi kesehatan dan kebahagiaan, memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran, dan percaya diri.

Memaafkan memiliki banyak dampak positif dan konstruktif terutama bagi yang melakukannya.

Memaafkan menjadi perkara yang penting, dan lebih penting lagi adalah kerelaan serta keberanian untuk memulai meminta maaf dari orang yang berbuat kesalahan.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, "Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apa pun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak melakukannya, maka (nanti pada hari kiamat), bila dia memiliki amal shalih, akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi, maka keburukan saudaranya yang dizhalimiitu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya" (HR. Bukhari).

Perasaan bersalah yang mengendap bisa berakumulasi sehingga menjadi beban psikologis yang berat.

Meminta maaf dan menginsyafi kesalahan adalah solusi terbaik dalam mengatasinya. Seperti halnya memaafkan, meminta maaf juga membutuhkan kerelaan dan keberanian.

Karenanya, Nabi Saw pun memotivasi kita untuk memiliki kerelaan sekaligus keberanian meminta maaf.

Jika tidak, bisa-bisa dirinya akan terpenjara dalam perasaan bersalah yang berlarut-larut dan menyiksa. Kondisi ini tentu sangat tidak baik.

Menurut seorang pakar, permintaan maaf yang efektif harus dapat memulihkan keseimbangan dalam hubungan yang bermasalah antara orang yang meminta maaf  dengan yang diminta maaf.

Halaman:

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB