Dari Kompetisi Ke Kolaborasi

photo author
- Minggu, 3 April 2022 | 13:36 WIB
Anak  Bermain Kreatif/istockfhoto
Anak Bermain Kreatif/istockfhoto

Edisi.co.id-Perbedaan (keunikan) merupakan suatu keniscayaan yang dihadapi manusia. Perbedaan itu bahkan terdapat di segala aspek kehidupan. Misalnya, dalam aspek fisik atau materi ada perbedaan tinggi, berat, kekuatan, warna kulit, kesehatan, kelengkapan, dan kekayaan.

Dari aspek non materi ada perbedaan tingkat kemauan, kebutuhan, pilihan, ketakutan, amarah, dan kesenangan.

Dari aspek intelektual ada perbedaan tingkat ilmu dan keterampilan, dari aspek sosial ada perbedaan tingkat strata sosial, peran sosial, serta status sosial, dan dari aspek spiritual ada perbedaan keyakinan, kepercayaan, energi psikis, agama, dan cara penenangan jiwa (dzikir, meditasi, hening, perenungan dan lain sebagainya).

Dapat kita simpulkan bahwa tidak ada manusia yang diciptakan sama persis. Setiap manusia memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.

Perbedaan itu semata-mata merupakan kehendak dan keinginan Tuhan Yang Maha Esa.

Tuhan menciptakan setiap manusia dengan segala kesempurnaannya masing-masing.

Dia tidak sekedar menciptakan manusia pertama, Nabi Adam As begitu saja dan selesai, lalu semua diserahkan kepada mekanisme alam, seperti yang diyakini oleh penganut teori evolusi.

Baca Juga: Menyiapkan Generasi Tangguh melalui Ruang Pintar

Tuhan menciptakan Nabi Adam As dengan segala keunikannya. Kemudian Dia juga menciptakan keturunan Nabi Adam As dengan segala keunikannya masing-masing.

Saat ini, kita bisa saksikan keanekaragaman umat manusia, meskipun semuanya adalah keturunan dari manusia yang sama, yaitu Nabi Adam As. Tuhan memang menciptakan manusia beragam, terdiri dari ras dan suku bangsa yang berbeda.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Tuhan tidak berhenti pada penciptaan Nabi Adam As, tetapi terus menciptakan manusia-manusia lainnya dengan segala keunikannya.

Tuhan tidak pernah berhenti menciptakan manusia sampai detik ini. Meskipun awalnya hanya menciptakan satu orang, yaitu Nabi Adam As, tetapi dari situ kemudian berkembang menjadi dua, tiga, terus menjadi banyak bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.


Artinya, adanya manusia yang berbeda-beda, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa saat ini semata-mata hanyalah karena keinginan Tuhan menciptakannya demikian.

Sebagai manusia ber-Tuhan kita wajib mengimani bahwa Sang Maha Agung tetap “menciptakan” manusia sampai detik ini. Tuhan adalah al-Khaliq (Maha Pencipta).

Keajaiban ciptaan-Nya tidak berhenti hanya sampai Nabi Adam As saja, tetapi terus berlanjut sampai sekarang, dan akan tetap terus sampai akhir zaman.
Tuhan menciptakan setiap manusia dengan sangat unik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X