Untuk mendapatkan keterangan lebih dalam, ia juga melakukan wawancara dengan mantan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto.
Dari hasil penelitiannya yang terhimpun dalam buku ini, beberapa artikel membahas tentang kondisi Syiah , sebagai golongan minoritas yang merasa terhimpit, bahkan mengalami tindakan rasis di beberapa daerah tertentu.
Misalnya dalam insiden Sampang (2011 – 2012) yang berujung pada kekerasan terhadap Tajul Malik, ustadz muda Syiah yang terpandang, dan beberapa pengikutnya.
Atas dasar keterhimpitan yang kerap dirasakan oleh orang-orang Syiah, Jalaluddin Rakhmat, seorang intelektual Syiah terkemuka dan pendiri IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bayt Indonesia), saat terpilih menjadi anggota DPR RI pada 2014, ia menyadari pentingnya tujuan-tujuan politik untuk memperjuangkan pengakuan dan perlindungan bagi komunitas Syiah di Indonesia.
Penting kiranya memberi perhatian pada aspek-aspek politik dari organisasi-organisasi yang lahir dari rahim Syiah ini untuk melihat mereka terhadap insiden yang terjadi di Sampang.
(ket)
Artikel Terkait
Menhub, Budi Karya Sumadi Lepas Touring 20 Kendaran Listrik Jakarta-Bali
Bahas Berbagai Tantangan Generasi Z, SMP PCI Serial Lecture 8 Hadirkan Pakar Psikolog dan Praktisi Pendidikan
Mohammad Idris: Kita Jadikan Depok Sebagai Kota Sejuta Maulid
Karakteristik Kelinci, Hewan yang Menggemaskan
Campuran Ilmu Agama dan Pengetahuan di Aceh Lahirkan Tokoh Bangsa