Sebagai salah satu PKB, saya mencermati ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh profesi yang sehari-hari bergelut dengan masyarakat ini.
Saya akan mencoba untuk menguraikan beberapa tantangan yang dihadapi PKB itu. Dengan harapan, tulisan ini akan menjadi masukan bagi pemangku kebijakan dan pihak-pihak terkait dalam mengambil keputusan yang terkait dengan PKB.
Pertama, sebagaimana yang sudah saya singgung sebelumnya, PKB adalah profesi yang belum begitu familiar bagi sebagian besar orang.
Kiprah mereka tidak begitu nampak jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan seperti dokter atau bidan.
Padahal, tugas mereka seringkali beririsan, karena masih masuk rumpun kesehatan, karena sama-sama mempromosikan kesehatan dan memfasilitasi pelayanan pemasangan alat kotrasepsi atau yang lebih akrab disebut pelayanan KB.
Bahkan tugas PKB lebih luas lagi dari itu, karena juga melakukan edukasi dan penyuluhan tentang perencanaan hidup berkeluarga, pola asuh dan perawatan yang tepat mulai dari balita, remaja hingga lansia.
Namun kenapa kiprah PKB belum begitu diperhitungkan? Apakah karena mereka bekerja di belakang layar dan bukan di pelayanan? Atau mungkin karena PKB itu sendiri yang malu dan tidak terlalu percaya diri saat berhadapan dengan tenaga kesehatan?
Kedua, stigmatisasi PKB yang seringkali diidentikan dengan kondom.
Di lapangan, PKB acapkali dipanggil masyarakat dengan bahasa satir ”tukang kondom”.
Padahal tidak sesederhana itu profesi PKB. Meski salah satu tugas pokoknya adalah mempromosikan penggunaan alat kotrasepsi, tetapi kondom bukanlah satu-satunya alat kotrasepsi, bahkan termasuk yang paling jarang dipromosikan ketimbang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti Implan, IUD atau MOW/MOP.
Mengajak masyarakat menggunakan alat kontrasepsi hanya bagian kecil dari tugas PKB.
Tugas yang lebih besar adalah mendorong masyarakat untuk merubah perilaku agar lebih sehat, terencana, dan sejahtera.
Dalam arti kata, tugas PKB juga mendorong perubahan pada masyarakat agar hidup lebih sejahtera secara ekonomi, meningkat dari aspek kesehatan, dan berkualitas dari sisi pengasuhan, pendidikan, dan hubungan keluarga.
Makanya program yang diemban PKB adalah Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga.
Ketiga, secara jujur harus diakui, masih banyak PKB generasi lama yang tidak terlalu adaptif dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Artikel Terkait
BKKBN Jawa Barat Selenggarakan Rapat Persiapan Rumah Data Kependudukan Pro PN 2023
RSUI Masuk Worlds Top Academic Medical Centres
Peringati Bulan K3 Nasional, Daop 1 Jakarta Gelar Simulasi Penanganan Kecelakaan Kerja Di Stasiun Gambir
Dua Klaster Premium Habis Terjual, Sinar Mas Land dan Hongkong Land Luncurkan Layton di NavaPark BSD City
DP3AP2KB Kabupaten Bogor Lakukan Monev Tenaga Lini Lapangan di Balai Penyuluhan KB Kemang