Mengenal Guilt Tripping dan Cara Menghindarinya

photo author
- Senin, 30 Agustus 2021 | 18:14 WIB
Mengenal Guilt Tripping
Mengenal Guilt Tripping

 Edisi.co.id - Guilt trips mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat masa kini, khususnya generasi milenial yang mengetahuinya melalui internet. Maraknya kasus guilt trips yang diunggah di media sosial dan menjadi perbincangan publik membuat istilah guilt trips dikenal luas oleh banyak anak muda.

Dilansir dari psychologytoday.com, guilt trips sendiri merupakan salah satu manipulasi yang terjadi dalam suatu hubungan dan menyebabkan seseorang memiliki rasa bersalah pada pelaku guilt trips.

 Guilt trips adalah bentuk komunikasi verbal maupun non verbal yang dilakukan pelaku dengan tujuan untuk membuat korban merasa bersalah pada pelaku terus menerus. Guilt trips juga dapat diartikan sebagai manipulasi psikologi. Lalu, apa saja ciri-ciri guilt trips?

Baca Juga: Kukuhkan 127 Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal, Dirjen Hubla: Wujudkan Zero Accident

 Guilt trip dapat dicirikan dengan tindakan seseorang yang meminta pertanggungjawaban pada kita atas semua hal yang mereka lakukan. Mereka akan menuntut kita bertanggung jawab atas semua yang mereka terima dan rasakan sehingga kita akan merasa bersalah.

Ada pula orang yang melakukan guilt trip dengan selalu mengingatkan kita mengenai semua hal yang telah mereka lakukan untuk kita. Mereka selalu mengerti bagaimana cara membuat kita merasa buruk untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

 Ada beberapa tipe guilt trips, yaitu manipulasi, penghindaran konflik, moral education, dan menimbulkan simpati. Manipulasi yang dilakukan adalah untuk membuat korban melakukan sesuatu yang biasanya tidak ingin mereka lakukan.

Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor Komoditas Produk Ayam Olahan ke Bangladesh

Pelaku guilt trips sering kali menghindari konflik dengan melakukan guilt tripping untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa menghadapi suatu konflik atau masalah tertentu.

Guilt trips juga dapat menjadi salah satu cara untuk membuat seseorang terlibat dalam suatu perilaku yang menurut pelaku lebih ‘bermoral” atau “benar”.

Terakhir, tipe menimbulkan simpati. Tipe ini dilakukan pelaku guilt tripping untuk mendapatkan simpati dari korban dengan membuat dirinya menjadi seseorang yang dirugikan oleh tindakan orang lain dan seharusnya orang tersebut merasa bersalah.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Laksanakan DKI Jakarta Dengan Prokes Ketat

 Beberapa hal dapat dilakukan untuk menghindari guilt tripping. Salah satunya dengan menetapkan batasan. Batasan dapat membantu kita mengatur apa saja yang akan kita terima dan apa yang kita tolak.

Jika pada akhirnya kita memutuskan untuk melakukan apa yang mereka inginkan, kita harus memberikan pemahaman akan konsekuensi dari pelanggaran batas tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ilham Dharmawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB
X