artikel

Ensiklopedi Betawi 8: 'Ustadz'

Sabtu, 12 April 2025 | 20:10 WIB
KH. Syamsul Yakin penulis buku milir

Namun masyarakat Betawi tidak pernah membeda-bedakan kedua entitas ustadz ini secara strata sosial. Kendati ada perbedaan hal itu terjalin secara alami dan terjadi secara fungsional. Misalnya,, soal pendirian madrasah dan masjid diserahkan kepada ustadz middle high, sementara meramaikannya menjadi tugas bersama. Begitu juga pada saat memimpin rapat, merapikan administrasi dan surat-menyurat, umumnya ustadz pada tahu posisi masing-masing. Mereka tidak saling serobot.

Ketiga, tinggi atas atau upper high. Inilah yang disebut profesor. Namun strata ini tidak dikenal oleh masyarkat Betawi. Yang orang Betawi pahami, profesor adalah guru besar (bukan guru gede) pada perguruan tinggi. Profesor bukan ustadz dan ustadz bukan profesor. Kendati Betawi sudah banyak melahirkan profesor, namun tidak ada satu pun di antara mereka yang dipanggil ustadz. Padahal di perguruan tinggi di Timur Tengah, al-Ustadz adalah profesor. Kata "ustadz" itu sendiri ada yang mengatakan serapan dari bahasa Persia. Hal ini bisa didentifikasi karena kata "ustadz" termasuk nomina jamid bukan musytaq.*

Halaman:

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB