Artinya, keraguan soal “murahnya” harga jual BCA bukan isapan jempol belaka.
4. Kenapa Wajar Ditinjau Ulang?
Banyak yang langsung ketakutan: kalau isu ini dibuka, stabilitas perbankan bisa goyah. Padahal, sebenarnya tidak harus begitu.
Meninjau ulang bailout bukan berarti merampas bank yang kini sehat. Tapi lebih pada audit keadilan:
Apakah negara benar-benar dirugikan?
Apakah ada rekayasa atau konflik kepentingan dalam penjualan saham?
Bagaimana mekanisme koreksi bisa dilakukan tanpa mengganggu investor publik yang kini memegang saham BBCA?
Negara lain juga pernah melakukan audit serupa. Korea Selatan, misalnya, mengevaluasi penjualan aset bank pasca krisis Asia. Jadi, ini bukan hal tabu.
5. Kenapa Disebut Sesat?
Media yang menyebut ide pengambilalihan saham BCA sebagai sesat mungkin punya beberapa alasan:
Menjaga kepercayaan pasar (investor takut jika negara dianggap bisa “merampas” aset swasta).
Melindungi kepentingan pemegang saham pengendali saat ini.
Menghindari kegaduhan politik
Tapi, membungkam diskusi publik dengan label “sesat” jelas tidak sehat. Justru semakin membuat publik bertanya-tanya: ada apa sebenarnya?
Artikel Terkait
Menutup Layar “Tidung Green Wave”: Hari Penuh Makna dalam
Banyak Kata yang Kita Pakai, Tapi Kadang Nggak Tahu Artinya
Posyandu Remaja Barengkok: Ruang Langka di Tengah Minimnya Perhatian terhadap Remaja Desa
Soroti Dampak Penggunaan Gawai Berlebihan pada Anak-anak, Mendikdasmen Ingatkan Pengawasan Orang Tua: Kebanyakan Main Game Bikin Mager
Anak Muda, Penggerak Kota