6. Fakta Hari Ini
BCA kini bank swasta paling untung di Indonesia, dengan laba bersih tahunan lebih dari Rp 50 triliun.
Obligasi rekap yang dulu diberikan masih membekas dalam memori publik sebagai “utang rakyat” untuk menyelamatkan bank swasta.
Pemegang saham pengendali kini menikmati dividen jumbo tiap tahun, sementara publik hanya bisa mengingat bahwa dulu bank ini pernah diselamatkan dengan uang rakyat.
7. Apa yang Bisa Dilakukan Presiden dan DPR?
Jika Presiden Prabowo benar-benar ingin membela kepentingan rakyat, ada beberapa langkah elegan yang bisa ditempuh:
1. Audit ulang bailout dan penjualan BCA oleh BPK dan auditor independen.
2. Membuka dokumen lama: hasil investigasi BPK, laporan KPK, hingga notulensi sidang kabinet soal bailout.
3. Negosiasi konstruktif dengan pemegang saham pengendali: misalnya lewat peningkatan pajak dividen, CSR strategis, atau skema kompensasi lain agar negara tetap mendapat manfaat.
4. Komunikasi publik yang transparan, agar isu ini tidak digoreng jadi bahan politik belaka.
8. Akhir Kata: Sesat atau Koreksi?
Jadi, apakah ide meninjau ulang bailout BCA sesat?
Jawabannya: tidak.
Yang sesat justru jika kita menutup mata terhadap sejarah penggunaan uang negara. Kalau rakyat membayar ratusan triliun lewat APBN, sementara keuntungan hanya dinikmati segelintir orang, itu baru namanya sesat.
Artikel Terkait
Menutup Layar “Tidung Green Wave”: Hari Penuh Makna dalam
Banyak Kata yang Kita Pakai, Tapi Kadang Nggak Tahu Artinya
Posyandu Remaja Barengkok: Ruang Langka di Tengah Minimnya Perhatian terhadap Remaja Desa
Soroti Dampak Penggunaan Gawai Berlebihan pada Anak-anak, Mendikdasmen Ingatkan Pengawasan Orang Tua: Kebanyakan Main Game Bikin Mager
Anak Muda, Penggerak Kota