artikel

Menguak Kembali Misteri Bailout BCA: Benarkah Ide Mengambil Alih 51% Saham Itu Sesat

Senin, 18 Agustus 2025 | 23:02 WIB
Ekonom senior HM Sasmito Hadinagoro menilai bahwa meninjau ulang bailout BCA bukanlah ide 'sesat' seperti yang sering dilabelkan. (pinterest/vozduhsumerki)

Artinya, keraguan soal “murahnya” harga jual BCA bukan isapan jempol belaka.

4. Kenapa Wajar Ditinjau Ulang?

Banyak yang langsung ketakutan: kalau isu ini dibuka, stabilitas perbankan bisa goyah. Padahal, sebenarnya tidak harus begitu.

Meninjau ulang bailout bukan berarti merampas bank yang kini sehat. Tapi lebih pada audit keadilan:

Apakah negara benar-benar dirugikan?

Apakah ada rekayasa atau konflik kepentingan dalam penjualan saham?

Bagaimana mekanisme koreksi bisa dilakukan tanpa mengganggu investor publik yang kini memegang saham BBCA?

Negara lain juga pernah melakukan audit serupa. Korea Selatan, misalnya, mengevaluasi penjualan aset bank pasca krisis Asia. Jadi, ini bukan hal tabu.

5. Kenapa Disebut Sesat?

Media yang menyebut ide pengambilalihan saham BCA sebagai sesat mungkin punya beberapa alasan:

Menjaga kepercayaan pasar (investor takut jika negara dianggap bisa “merampas” aset swasta).

Melindungi kepentingan pemegang saham pengendali saat ini.

Menghindari kegaduhan politik


Tapi, membungkam diskusi publik dengan label “sesat” jelas tidak sehat. Justru semakin membuat publik bertanya-tanya: ada apa sebenarnya?

 

Halaman:

Tags

Terkini

Kemiskinan, Kesehatan, dan Tanggung Jawab Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:03 WIB

Hutan sebagai Korban Gaya Hidup Materialistis

Rabu, 17 Desember 2025 | 19:55 WIB

Bahasa yang Hilang di Balik Cahaya Layar Gadget

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:29 WIB

UKW dan Kerendahan Hati Seorang Wartawan

Selasa, 16 Desember 2025 | 13:15 WIB

The Western Wall

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:40 WIB

Aset Perusahaan Terbakar? Begini Aspek Perpajakannya

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:08 WIB

Kekaguman atas Sikap Kemanusiaan — Catatan Pribadi

Rabu, 10 Desember 2025 | 11:35 WIB